News Update :

PLTN WHY NOT


PLTN WHY NOT
            Akhir-akhir ini masalah kelistrikan sudah menjadi masalah yang sangat hangat dibicarakan oleh sebagian orang, tidak hanya dari orang ke orang bahkan media massa sering memuat informasi tentang keadaan listrik nasional. Mulai dari penambahan Tarif Dasar Listrik (TDL) sampai dengan pemadaman bergilir sudah menjadi berita utama yang di muat di media massa.
            Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat seperti sekarang ini dan diikuti dengan berkembangnya teknologi membuat ketergantungan masyarakat akan kebutuhan teknologi tersebut semakin meningkat. Namun perkembangan teknologi yang semakin pesat tersebut tidak ditunjang dengan energy yang menggerakkan teknologi tersebut. Energy listrik menjadi sumber penggerak utama dalam penggunaan teknologi tersebut, apa jadinya kalau teknologi yang beredar di pasar dan mudah didapatkan tersebut tidak bisa digunakan. Setiap orang bisa saja memiliki teknologi tersebut contoh telepon genggam setiap dengan mudah bisa memiliki benda tersebut tapi bagi masyarakat yang daerah tempat tinggalnya jauh bisa di bilang terisolir, belum terjangkau oleh jaringan listrik, infrastruktur yang belum memadai mengakibatkan benda yang dimilikinya tidak berfungsi secara maksimal. Telepon genggam dihidupkan dengan menggunakan tenaga listrik yang berbentuk battery yang apabila casnya sudah habis maka telepon genggam tersebut akan mati sedangkan untuk mengecas diperlukan energy listrik yang cukup normal, hanya mengandalkan mesin genset yang kapasitas dayanya tidak besar dan tidak normal maka bisa membuat telepon genggam yang dicas tersebut rusak.
Betapa pentingnya energy listrik bagi kehidupan seperti sekarang ini setiap aktivitas selalu membutuhkan teknologi untuk mempermudah dalam berkerja. Tapi apa yang terjadi saat ini adalah benda hasil dari teknologi mudah dimiliki tapi untuk menggerakkannya/menggunakannya kita tidak memiliki energy listrik yang cukup, sehingga percuma memiliki benda tersebut apabila tidak bisa digunakan.
            Sekarang ini Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih sangat mengandalkan tenaga diesel yang mana untuk menggerakkannya harus menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) yaitu bahan bakar solar. Sedangkan yang kita ketahui bahwa stok minyak dunia sekarang sudah semakin manipis lama kelamaan akan habis maka kita akan kembali lagi ke zaman di mana kita tidak  menemukan cahaya listrik lagi yang kita lihat hanyalah cahaya pelita yang menerangi sebagian ruangan saja, anak-anak akan belajar dalam kegelapan apakah kita ingin melihat anak-anak kita belajar dalam gelap? ,tentu kita tidak ingin melihat hal tersebut terjadi pada generasi penerus bangsa ini.
            NUKLIR menjawab semua permasalahan tersebut. Di balik semakin menipisnya stok minyak dunia, kita masih memiliki energy terbarukan yaitu energi nuklir. Mengapa harus nuklir? Salah satu pemanfaatan nuklir dalam bidang energy adalah dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dimana tenaga nuklir digunakan untuk pembangkit tenaga listrik yang relative murah, aman dan tidak mencemari lingkungan.
            Mengapa nuklir dikatakan tidak mencemari lingkungan karena energy nuklir menghasilkan energy bersih. Para ahli berkesimpulan, PLTN tidak mengeluarkan gas berbahaya seperti CO2, SOX, dan NOX. PLTN ramah lingkungan karena mampu mengurangi emisi CO2 yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil sehingga PLTN adalah solusi energy dalam mencegah pemanasan global.
            Kemudian PLTN itu stabil dan efesien mengapa demikian? PLTN mampu menghasilkan energy yang besar, dengan kesetaraan 1g EU (enriched uranium) sebanding dengan 112 kg batu bara sehingga PLTN tidak membutuhkan banyak bahan bakar. Mengapa nuklir dikatan murah dan hemat? Bahwa penggantian bahan bakar dengan waktu 1,5 tahun membuat PLTN sangat efisien, sehingga naik turunnya harga uranium tidak berpengaruh terhadap harga jual listrik dan dikatakan hemat karena limbah dari sisa pembuangan bisa didaur ulang menjadi bahan bakar lagi. Satu Unit PLTN 1000 Mwe dengan operasi 40 tahun hanya membutuhkan tempat  3 x 4 x 10 m3. Limbah itu merupakan asset berharga pada masa datang karena dapat didaur ulang menjadi bahan bakar PLTN lagi.
            Seperti yang kita ketahui bahwa selain keuntungannya nuklir juga bisa menimbulkan dampak yang buruk jika digunakan secara tidak arif dan bijaksana, misalnya digunakan untuk bahan pembuatan BOM. Tuhan menciptakan sesuatu pasti berpasang-pasangan jika ada baik maka ada buruknya juga, begitu pula dengan PLTN disamping bisa memberikan energy yang cukup, PLTN juga bisa menimbulkan dampak yang buruk yaitu bisa mengeluarkkan Radiasi yang bisa mematikan itu kalau terjadi kebocoran.
            Dengan bahaya yang ditimbulkan akibat kebocoran reactor nuklir sangat besar maka dalam pembangunan reactor nuklir tentulah memperhitungkan keselamatannya. Dalam pembuatan reactor nuklir diperlukan keamanan berlapis, apa itu keamanan berlapis ? Dalam teknologi reaktor dikenal istilah sistem keselamatan berlapis yaitu lapisan penghalang terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan. Sebagai gambaran disajikan sistem penghalang pada suatu reaktor daya, yaitu:
  • Kristal bahan bakar
  • Kelongsong elemen bakar
  • Bejana tekan
  • Bejana keselamatan
  • Sistem penahan gas dan cairan aktif
  • Perisai biologis
  • Gedung reaktor
  • Sistem tekanan negative (sumber BATAN (badan tenaga nuklir nasional))
Dengan keamanan yang berlapis seperti itu mengapa kita tidak mau menggunakan energy nuklir ini, sedangkan kita memiliki sumber daya alam yang melimpah cadangan uranium kita melimpah mengapa tidak kita manfaatkan untuk mencukupi pasokan listrik kita bahkan untuk memajukan perindustrian kita dengan begitu bisa menambah pendapatan devisa Negara. Berikut ini adalah data Negara-negara pemakai PLTN didunia yang bisa di jadikan referensi:
STATUS PLTN DI DUNIA

NEGARA
PLTN Beroperasi
PLTN Dalam Konstruksi

Jumlah Unit
Total GW(e)
Jumlah Unit
Total GW(e)

Amerika Serikat
104
99.21
0
0.00

Perancis
59
63.36
0
0.00

Jepang
56
47.84
1
0.87

Rusia
31
21.74
4
3.78

Inggris
23
11.85
0
0.00

Korea Selatan
20
16.81
0
0.00

Kanada
18
12.60
0
0.00

Jerman
17
20.34
0
0.00

Ukraina
15
13.11
2
1.90

India
15
3.04
8
3.60

Swedia
10
8.92
0
0.00

Spanyol
9
7.59
0
0.00

Cina
9
6.60
2
2.00

Belgia
7
5.80
0
0.00

Taiwan
6
4.88
2
2.60

Republik Ceko
6
3.53
0
0.00

NEGARA
PLTN Beroperasi
PLTN Dalam Konstruksi

Jumlah Unit
Total GW(e)
Jumlah Unit
Total GW(e)

Slowakia
6
2.44
0
0.00

Swiss
5
3.22
0
0.00

Bulgaria
4
2.72
0
0.00

Finlandia
4
2.68
1
1.60

Hungaria
4
1.76
0
0.00

Brazil
2
1.90
0
0.00

Afrika Selatan
2
1.80
0
0.00

Meksiko
2
1.31
0
0.00

Argentina
2
0.94
1
0.69

Pakistan
2
0.43
1
0.30

Lithuania
1
1.19
0
0.00

Slovenia
1
0.66
0
0.00

Rumania
1
0.66
1
0.66

Belanda
1
0.45
0
0.00

Armenia
1
0.38
0
0.00

Iran
0
0.00
1
0.92

Jumlah
443
369.73
24
18.91

Penambahan jumlah PLTN setelah kecelakaan Chernobyl di tahun 1986 hingga tahun 2006 ada 104 buah. Dan sejak 2006, dunia sedang membangun 25 buah PLTN.
JUMLAH PLTN DI DUNIA
Wilayah
Beroperasi 2006
Dibangun 2006
Jumlah pada 1996
Jumlah pada 1986
Eropa Barat
135*)
1
150
152
Eropa Timur
22
1
20
16
Amerika
128**)
1
135
120
Afrika
2
0
0
2
Ex Uni Sovyet
48
6
49
50
Asia Selatan
17
10
11
7
Asia Timur
91
0
71
48
JUMLAH
443
25
438
395
*)di-shutdown 38 unit PLTN karena sudah tua, daya kecil. Ada tambahan 21 unit PLTN baru.
**)di-shutdown 8 unit PLTN karena sudah tua, daya kecil. Ada tambahan 26 unit PLTN baru.
Apakah orang Asia mampu mengoperasikan PLTN?
Hingga tahun 2006, di Asia Selatan telah beroperasi 16 PLTN dan di Asia Timur 91 PLTN. Sementara yang sedang dibangun ada 9 PLTN di Asia Selatan dan 6 PLTN di Asia Timur. Sedangkan RRC masih membutuhkan 30 PLTN lagi.
JUMLAH PLTN DI ASIA SELATAN
Wilayah
Beroperasi 2006
Dibangun 2006
Jumlah pada 1996
India
14
8
6
Iran
0
1
0
Pakistan
2
0
1
Jumlah
16
9
7

JUMLAH PLTN DI ASIA TIMUR
Wilayah
Beroperasi 2006
Dibangun 2006
Jumlah pada 1996
Sasaran
Cina
9
3
0
30
Korsel
20
0
7
-
Jepang
56
1
35
-
Taiwan
6
2
6
-
Jumlah
91
6
48
30
Selama 64 tahun terakhir terjadi 31 kecelakaan yang merenggut korban 539 orang, 186 diantaranya meninggal. Dalam 18 tahun terakhir ada 14 kecelakaan di Industri Kimia yang merenggut korban 64.652 orang, 4.287 diantaranya meninggal. Khusus di Indonesia dalam 5 tahun terakhir ada 76.866 orang korban kecelakaan lalu lintas, 54.733 diantaranya meninggal (30 orang/hari). (sumber BATAN (badan tenaga nuklir nasional))
            Sudah seharusnya Indonesia membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), disamping Indonesia Negara berkembang Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang melimpah dalam menunjang terbangunnya PLTN.

Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Didi Suhendar 2012 | Design by Borneo Templates | Modified by Blogger Tutorials and Berita Blogspot